Malam di Brooklyn, Aku Berhenti

Pukul 02:17, cahaya neon toko serba ada berkedip seperti nyala yang mati. Tiga bungkus rokok. Tak ada dadu yang berguling. Tak ada jackpot. Hanya aku, deru mesin penjual, dan sunyi yang berdenyut dari kesendirian orang lain.

Aku dulu kira ini hiburan—balapan digital dengan kilatan neon. Tapi sekarang? Aku tahu lebih baik.

Risiko sejati bukan kehilangan uang—tapi melupakan mengapa kau datang di sini.

Di BuzzFeed News, mereka ajarkan optimasi: klik-through, retensi, uji perilaku pengguna. Mereka sebut itu ‘strategi konten’. Tapi tak ada artinya jika tak ada yang mengingatmu.

Aku tinggalkan pekerjaanku karena sukses diukur dari klik—bukan dari napas.

Tak ada bonus tersembunyi di sini—hanya yang tak terlihat: sunyi setelah tawa, ruang antara teks, cara seseorang menatap refleksinya di genangan setelah tengah malam.

Kau tak perlu ikut sistem. Kau hanya perlu diperhatikan sebelum menghilang.

Malam ini, aku beli tiga bungkus rokok—bukan karena ingin merokok, tapi karena butuh sesuatu yang hangat sebelum pulang sendirian.